25 Februari 2019

Drama pemilu dan cara menyikapi Hoax


Memilih itu sesuatu yang sangat private buat aku, kenapa ? karena memilih  sama seperti kita beribadah, cukup kita dan Tuhan aja yang tahu, orang lain enggak perlu tahu. Tapi kebanyakan orang malah seneng aja, kalau apa yang mereka pilih atau apa yang menjadi pilihan mereka itu banyak yang tahu. Buat apa coba orang lain harus tahu pilihan kita? Apa untuk pamer? Apa untuk mempengaruhi orang lain, agar memilih apa yang kita pilih. Gak semudah itu. Dan hal lain yang harus kita tahu siapa pun pilihan kita, kita pasti benar-benar sudah mencari tahu A sampai Z orang tersebut lantas ketika kita salah pilih cukuplah kita menyesali apa yang kita pilih, karen kalau kita ngajak orang lain, jangan sampai orang yang kita doktrin tersebut menyalahkan kita atas apa yang telah kita lakukan, secara enggak langsung juga kita ngajak orang kejalan yang salah. Maka dari itu jadilah warga negara yang bijak dan cerdas agar mampu memilih dan memilah tanpa harus terhasut oleh segelincir orang yang tak bertanggung jawab.
Hampir setiap hari ada aja orang yang bertanya “kamu pilih siapa ?” atau “katanya si INI itu begini loh”. Jujur aja pasti risihkan dengan kalimat-kalimat atau pertanyaan seperti itu. Karena hal seperti itulah awal mula hoax hidup. Buat orang yang mudah terpengaruh yo wess dimakanlah mentah-mentah infomasi yang belum benar itu. Dan untuk melawan hoax itu sendiri enggak gampang, apa lagi kalau udah terlanjur keracun otaknya. Ketahuilah hoax akan tumbuh 1000x lebih cepat ketimbang penangkalnya, maka dari itu kita harus peka terhadap kebenaran. Cara sederhana untuk menangkal atau melawan Hoax itu adalah cari tahu kebenaran berita tersebut, lalu jika mendapat kiriman informasi maka coba lihat webside lain, dan jangan lupa minta bantuan  kepada orang yang benar-benar bisa membedakan berita fake dan mana  berita benar.
Sebenarnya kalau di tanya hal semacam itu atau di beri tahu hal yang berbau kebencian, kembali ke diri kita sendiri seberapa peka kita terhadap berita benar dan seberapa masa bodohnya kita terhadap berita bohong yang dengan mentah-mentah kita yakini tanpa ada niat untuk mencari tahu kebenaranya. Percaya tidak percaya kita itu sebenarnya masih menyimpan keragu-raguan terhadap apa yang kita pilih,hanya saja kita berusaha menaruh kepercayaan atas dasar harapan yang semoga saja tidak mengecewakan. Oleh sebab itu sertakan Tuhan di sela-sela keragu-raguan, agar di beri petunjuk.
Hoax banyak bentuknya dari yang nampak sampai yang tidak nampak. Yang nampak itu seperti omongan orang A yang menjalar, dan yang tidak nampak berupa berita dimedia sosial yang dengan mudah menjalar, dengan berbagai macam bumbu dapur yang melengkapi hingga menjadi berita terhangat terus sepanjang masa. Kita semua tahu hal yang paling sensitif itu agama,suku,budaya, dan lain sebagainnya, yang bisa mengundang isu sara. Maka sebaiknya kita jangan pernah menyinggung hal tersebut. Tapi, sayangnya segelincir orang malah memanfaatkan hal tersebut, untuk tujuan tertentu dari pihak tertentu, sehingga menimbulkan prasangka-prasangka buruk dan juga kebencian. Kita sama-sama tahu begitu banyaknya perbedaan di Negeri ini, tapi kita harus ingat perbedaan pada diri kita tidak seharusnya menjadi penghalang untuk kita bersatu. Perbedaan itu seharusnya tidak menjadi skat untuk kita, tetapi perbedaan itu seharusnya menjadikan kita erat. Intinya perbedaan bukan alasan untuk saling menyakiti, perbedaan adalah hal yang wajar dalam kehidupan manusia dan untuk menyikapinya harus dengan hati yang lapang dan sikap yang manusiawi.
Dulu ketika memasuki usia wajib memilih, aku memilih untuk Golput karena beberapa alasanya, dengan sejuta pertanyaan “Kenapa kita harus memilih ? Engga ada untungnya juga”. Itu dulu yang selalu ada didalam pikiran ku. Ternyata pemikiran itu sangat salah besar. Tidak memilih sama saja tidak mendukung keberlangsungan pembangunan di Negeri ini. Loh kok bisa ? yaa...tentu saja karena salah satu hal yang membantu pembangunan negeri ini agar berlangsung dengan baik adalah dukungan yang besar dari kita warga Negara indonesia. Sepandai dan sehebat apa pun pemimpin, ia tidak akan mampu membangun Negara besar sendiri tanpa dukungan. Apa lagi negara itu seperti Indonesia.
Sampai suatu hari sadar karena satu kalimat “jika kamu tidak menggunakan hak suara kamu maka kamu rugi menjadi warga negara”. Ruginya kenapa ? pertama negara kita ini adalah negara demokrasi, salah satu bentuk kebebasan berdemokrasi adalah hak memberikan suara pada pemilu, hak memilih siapa pun yang kita pilih, dan lain sebagainnya. Kedua dengan memberikan suara, kita mendukung pembangunan berkelanjutan di Negeri ini. Ketiga dengan memberi suara kita, secara tidak langsung membantu memerangi hoax dengan menyebarkan hal-hal baik atau berita-berita benar tanpa harus ada pihak tertentu yang ikut campur. Ayo menjadi generasi muda yang peka dan peduli, Indonesia bukan milik mereka yang mau berkuasa karena tahtah, Indonesia adalah miliki kita semua yang mau bekerja sama, membangun, dan menjaga Negeri ini. Jika bukan kita yang melindungi , siapa lagi ?
Hoax itu sampah, dan sampah itu harus dibuang pada tempatnya.
INGAT !!!! Mulailah pekka terhadap kebenaran dan mulailah risih pada kebohongan. Kita semua tahu orang Indonesai baik, tapi jangan gunakan kebaikan kita, untuk percaya pada Hoax.
Sukses untuk pemilu 2019 demi Indonesia yang damai dan sejahtera.

Teriamasih , terlah membaca. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya.
Salam sayang dari Langit Anoa.

TO ME

Hai, Dew...apa kabar ? aku harap kamu baik-baik saja ya. Pada akhirnya kamu sadar menjadi baik saja tidak cukup, menjadi penurut saja tidak ...