Hari ini menjadi hari yang luar biasa.
Pertama aku mau ke salah satu kedai tapi tutup, bolak balik sampai dua kali
tapi masih tetep aja tutup, lalu beranjak ke kedai satunya tapi lagi banyak
orang. Aku menjadi sangat sensitif di tempat ramai apa lagi kalau mau membuat
sesuatu itu sangat menyebalkan, setelah itu aku beranjak ketempat berikutnya,
tempatnya juga rame. Entah apa yang membuat tempat itu ramai, nampak dari luar
kedai itu biasa saja tak ada yang menarik dari tampilan luarnya, namun kabar yang
ku dapat kedai itu memiliki satu minuman yang paling nikmat yaitu ice coklat
originalnya yang katanya enak sekali, hari ini aku mau coba tapi sayangnya,
permasalahan rame mengurungkan niat ku kesana. Dan pada akhirnya aku menuju kesatu
tempat yang pas, fisiknya nampak bagus, terlihat rapi dan nyaman, tidak begitu
ramai dan selera music mereka bagus, terdengar dari beberapa music yang mereka
play, dari lagu jaman old indonesia sampai lagu jaman now dunia, salah satunya
lagu dari salah satu GB asal negeri gingseng. Tapi sayangnya kabar buruk yang
pernah kudengar tentang tempat ini, yaitu penyajiannya sangat lama, ada stu
cerita yang mengatakan tempat ini adalah resto atau kedai dengan penyajian
paling lama. Awalnya aku pilih duduk didekat jendela, agar dapat melihat
kendaraan melintas lalu lalang disepanjang jalan kota yang nampak sepi ketika
wekeend menghampiri. Lalu seorang pelayaan menyapa ku dan berkata “duduklah
disebelah sini (menunjuk kursi di sudut berwarna merah) disana terlalu jauh,”
dia benar, lagi pula disebelah sini lebih dingin karena terjangkau pendingin
ruangan yang tingginya 20 cm lebih tinggi dari ku. Ku keluarkan semua amunisi
dalam tas ku, pertama laptop kesayangan ku, kedua buku hitam yang menjadi benda
sakral yang selalu ada dalam tas ku, ketiga pena berwana hijau yang entah sudah
berapa kali ku beli karena benda ini lebih berharga dari uang seratus ribu
rupiah, katanya. Keempat buku bacaan yang selalu kubawa karena belum selesai
kubaca, yaitu buku salah satu penulis terbest, mas A.Fuadi “anak rantau”. Kelima
tripod untuk membantu ku mengambil gambar dan video dari kegiatan ku selama di
waroeng, tripod ini hampir sama dengan robot ia mampu mengakses gambar tampa
goyang, mengantikan fungsi tangan pada manusia, yaa benar saja semakin cangih
teknologi, semakin tak berharga manusia, karena manusia itu sendiri. Keenam handphone
yang selalu ada, benda ini sebenarnya urutan pertama tapi biarlah dia menjadi
yang keenam, karena benda ini, hampir semua syaraf manusia dibumi putus. Kurang
lebih tiga jam duduk disana, mengetik, lalu menulis, lalu sesekali membaca
novel yang belum selesai, sesekali menyeduh ice coffee yang hampir menyerupai
tea tapi rasa tak bisa bohong sekalipun warna hampir sama namun kwalitas tak
bisa sama. Masih duduk melihat jam hampir mendekati pukul enam sore dimana
setengah jam lagi akan ada kuliah untuk mata kuliah MSDM, dimana materi yang
sedang dibahas adalah tentang "manajem global/internasional” bagaimana
kita harus membangun ekonomi global, bisnis internasional, mengapa kita harus
melakukan inpor/ekspor, memahami teknologi yang negara kita butuh,seperti
pembuatan alat traspotrasi umum kereta, disesuaikan dengan kondisi negara kita,
gak mungkin negara kita yang baru mau berkembang sudah mengikuti kemajuan
negara jepang, tapi tidak menuntut kemungkinan jelas saja pelan namun pasti
negara kita bisa seperti negara maju lainnya, memahami tentang daya saing agar
mampu bersaing dengan pasar internasional, memahami tentang
organisasi-organisasi nasional maupun internasional dll. Entahlah belajar
ekonomi itu sama seperti belajar tentang kamu, terlihat mudah namun pada
dasarnya rumit. Kuliah ku Cuma berjalan kurang lebih satu jam, setelah itu
dosen ku menutup perkuliahan dengan ucapan maaf karena harus berakhir dengan
berdalil ada kuliah di UNI lain. Dan setelah itu aku bergeser kesalah satu
kedai cake pai yang super enak namanya “food Corner” cake painya enak gak bikin
ennek karena tidak begitu manis seperti janji kamu ... echhhh .... nah setelah
memesan lima potong pai, lalu aku bergeser lagi kesebuah rumah makan “pangsit
ijo” tapi yang menjadi pertanyaan, sajian pangsitnya gak pernah ijo, alias
putih seperti pangsit pada umumnya. Dan lucunya lagi aku selalu memesan bakso biasa
dengan minuman seadanya, yang menjadi unik dari rumah makan itu adalah pengamen
yang selalu asyik dengan petikan gitarnya dan lagu-lagu dari band-band hebat
tanah air seperti NAAF dan ANDRA AND THE BACKBON (bener gak sih tulisannya)...
maaf yeee kalau salah. Aku selalu senang dengan suara serak mang-mangnya. Masih
berbincang dengan teman makan, handphone bergetar satu pesan WA masuk “ dek
ngopi” wahhhh ini ajakan kesekian dari teman yang baru saja ku kenal, dia adalah
orang yang melebeli dirinya sebagai orang yang menciptakan moment, katanya. Dan
dia berjanji akan membuat satu event untuk aku agar bisa membacakan puisi di
depan teman-teman.MATILAH AKU ..... beranjak dari tempat duduk, lalu kekasir
membayar semua yang masuk diperut. Menggas kendaraan dan menuju kedai. Aku mengirim
satu pesan ke kawan baru ku “kak dimana? Aku diparkiran” dibalasnya “di samping
barista dek” .... bertemu dan ngobrol, awalnya aku menajdi orang kesekian yang
ngobrol bersama dia, lalu datang orang-orang lainnya yang wowwww.... aku senang
sekali bertemu dengan orang hebat seperti mereka. Pertemuan pertama berkesan
dan berjalan hangat sampai lupa kalau kita ini baru saja bersua, bukan kah
butuh waktu untuk saling memahami ? tapi tidak. Selagi kita masih satu frekuensi
bisa jadi jika diteruskan, maka perbincangan malam ini bisa sampai pagi dengan
kopi yang awalnya panas, lalu menjadi hangat, tak lama dingin namun tenang saja
rasanya takan hambar, tak seperti cinta mu yang hambar setelah diterpa badai. Karena
ditambah ice cube kopi dingin itu menjadi ice coffee yang sempurna. Banyak hal
yang dibahas, mulai dari topik hangat tentang perdebatan capres dan cawapes
kemarin, isu sosial, politik di daerah, calon mencalonkan, pengusaha kopi,
ketua organisasi, novel, cinta dan sebagainya. Dan sampai pada akhirnya dititik
pertemua kita semua saling berpamitan, dengan alibi masing-masing. meninggalkan
meja dan kursi yang baru saja menjadi kawan baru dan meninggalkan gelas-gelas
kecil yang baru saja di rengut kesuciannya oleh bibir-bibir manis yang gemar
menebar janji manis.
Nah
itulah perjalanan cerita ku hari ini. Untuk next nya aku bakalan membuat
tentang “kutipan skrip”
Thank
you____