19 Januari 2019

pertemuan hari ini yang akan menjadi cerita kemarin



Hari ini menjadi hari yang luar biasa. Pertama aku mau ke salah satu kedai tapi tutup, bolak balik sampai dua kali tapi masih tetep aja tutup, lalu beranjak ke kedai satunya tapi lagi banyak orang. Aku menjadi sangat sensitif di tempat ramai apa lagi kalau mau membuat sesuatu itu sangat menyebalkan, setelah itu aku beranjak ketempat berikutnya, tempatnya juga rame. Entah apa yang membuat tempat itu ramai, nampak dari luar kedai itu biasa saja tak ada yang menarik dari tampilan luarnya, namun kabar yang ku dapat kedai itu memiliki satu minuman yang paling nikmat yaitu ice coklat originalnya yang katanya enak sekali, hari ini aku mau coba tapi sayangnya, permasalahan rame mengurungkan niat ku kesana. Dan pada akhirnya aku menuju kesatu tempat yang pas, fisiknya nampak bagus, terlihat rapi dan nyaman, tidak begitu ramai dan selera music mereka bagus, terdengar dari beberapa music yang mereka play, dari lagu jaman old indonesia sampai lagu jaman now dunia, salah satunya lagu dari salah satu GB asal negeri gingseng. Tapi sayangnya kabar buruk yang pernah kudengar tentang tempat ini, yaitu penyajiannya sangat lama, ada stu cerita yang mengatakan tempat ini adalah resto atau kedai dengan penyajian paling lama. Awalnya aku pilih duduk didekat jendela, agar dapat melihat kendaraan melintas lalu lalang disepanjang jalan kota yang nampak sepi ketika wekeend menghampiri. Lalu seorang pelayaan menyapa ku dan berkata “duduklah disebelah sini (menunjuk kursi di sudut berwarna merah) disana terlalu jauh,” dia benar, lagi pula disebelah sini lebih dingin karena terjangkau pendingin ruangan yang tingginya 20 cm lebih tinggi dari ku. Ku keluarkan semua amunisi dalam tas ku, pertama laptop kesayangan ku, kedua buku hitam yang menjadi benda sakral yang selalu ada dalam tas ku, ketiga pena berwana hijau yang entah sudah berapa kali ku beli karena benda ini lebih berharga dari uang seratus ribu rupiah, katanya. Keempat buku bacaan yang selalu kubawa karena belum selesai kubaca, yaitu buku salah satu penulis terbest, mas A.Fuadi “anak rantau”. Kelima tripod untuk membantu ku mengambil gambar dan video dari kegiatan ku selama di waroeng, tripod ini hampir sama dengan robot ia mampu mengakses gambar tampa goyang, mengantikan fungsi tangan pada manusia, yaa benar saja semakin cangih teknologi, semakin tak berharga manusia, karena manusia itu sendiri. Keenam handphone yang selalu ada, benda ini sebenarnya urutan pertama tapi biarlah dia menjadi yang keenam, karena benda ini, hampir semua syaraf manusia dibumi putus. Kurang lebih tiga jam duduk disana, mengetik, lalu menulis, lalu sesekali membaca novel yang belum selesai, sesekali menyeduh ice coffee yang hampir menyerupai tea tapi rasa tak bisa bohong sekalipun warna hampir sama namun kwalitas tak bisa sama. Masih duduk melihat jam hampir mendekati pukul enam sore dimana setengah jam lagi akan ada kuliah untuk mata kuliah MSDM, dimana materi yang sedang dibahas adalah tentang "manajem global/internasional” bagaimana kita harus membangun ekonomi global, bisnis internasional, mengapa kita harus melakukan inpor/ekspor, memahami teknologi yang negara kita butuh,seperti pembuatan alat traspotrasi umum kereta, disesuaikan dengan kondisi negara kita, gak mungkin negara kita yang baru mau berkembang sudah mengikuti kemajuan negara jepang, tapi tidak menuntut kemungkinan jelas saja pelan namun pasti negara kita bisa seperti negara maju lainnya, memahami tentang daya saing agar mampu bersaing dengan pasar internasional, memahami tentang organisasi-organisasi nasional maupun internasional dll. Entahlah belajar ekonomi itu sama seperti belajar tentang kamu, terlihat mudah namun pada dasarnya rumit. Kuliah ku Cuma berjalan kurang lebih satu jam, setelah itu dosen ku menutup perkuliahan dengan ucapan maaf karena harus berakhir dengan berdalil ada kuliah di UNI lain. Dan setelah itu aku bergeser kesalah satu kedai cake pai yang super enak namanya “food Corner” cake painya enak gak bikin ennek karena tidak begitu manis seperti janji kamu ... echhhh .... nah setelah memesan lima potong pai, lalu aku bergeser lagi kesebuah rumah makan “pangsit ijo” tapi yang menjadi pertanyaan, sajian pangsitnya gak pernah ijo, alias putih seperti pangsit pada umumnya. Dan lucunya lagi aku selalu memesan bakso biasa dengan minuman seadanya, yang menjadi unik dari rumah makan itu adalah pengamen yang selalu asyik dengan petikan gitarnya dan lagu-lagu dari band-band hebat tanah air seperti NAAF dan ANDRA AND THE BACKBON (bener gak sih tulisannya)... maaf yeee kalau salah. Aku selalu senang dengan suara serak mang-mangnya. Masih berbincang dengan teman makan, handphone bergetar satu pesan WA masuk “ dek ngopi” wahhhh ini ajakan kesekian dari teman yang baru saja ku kenal, dia adalah orang yang melebeli dirinya sebagai orang yang menciptakan moment, katanya. Dan dia berjanji akan membuat satu event untuk aku agar bisa membacakan puisi di depan teman-teman.MATILAH AKU ..... beranjak dari tempat duduk, lalu kekasir membayar semua yang masuk diperut. Menggas kendaraan dan menuju kedai. Aku mengirim satu pesan ke kawan baru ku “kak dimana? Aku diparkiran” dibalasnya “di samping barista dek” .... bertemu dan ngobrol, awalnya aku menajdi orang kesekian yang ngobrol bersama dia, lalu datang orang-orang lainnya yang wowwww.... aku senang sekali bertemu dengan orang hebat seperti mereka. Pertemuan pertama berkesan dan berjalan hangat sampai lupa kalau kita ini baru saja bersua, bukan kah butuh waktu untuk saling memahami ? tapi tidak. Selagi kita masih satu frekuensi bisa jadi jika diteruskan, maka perbincangan malam ini bisa sampai pagi dengan kopi yang awalnya panas, lalu menjadi hangat, tak lama dingin namun tenang saja rasanya takan hambar, tak seperti cinta mu yang hambar setelah diterpa badai. Karena ditambah ice cube kopi dingin itu menjadi ice coffee yang sempurna. Banyak hal yang dibahas, mulai dari topik hangat tentang perdebatan capres dan cawapes kemarin, isu sosial, politik di daerah, calon mencalonkan, pengusaha kopi, ketua organisasi, novel, cinta dan sebagainya. Dan sampai pada akhirnya dititik pertemua kita semua saling berpamitan, dengan alibi masing-masing. meninggalkan meja dan kursi yang baru saja menjadi kawan baru dan meninggalkan gelas-gelas kecil yang baru saja di rengut kesuciannya oleh bibir-bibir manis yang gemar menebar janji manis.
Nah itulah perjalanan cerita ku hari ini. Untuk next nya aku bakalan membuat tentang “kutipan skrip”

Thank you____

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TO ME

Hai, Dew...apa kabar ? aku harap kamu baik-baik saja ya. Pada akhirnya kamu sadar menjadi baik saja tidak cukup, menjadi penurut saja tidak ...