Selamat pagi, CoffeOrMilk,
28.04.2019
Seperti
tanggalnya kata-kata ini sudah ku buat dari bulan empat lalu.
Salam dari aku buat
kawan-kawanku.lama tak bersua dengan kalian, btw apa kalian senang dengan apa
yang aku tulis di blog ini ? what ever itu nda penting sih. Btw aku mau berbagi
cerita tentang rutinitas ku saja sih, penting ? yang pasti tidak penting.
Kalian pasti punya kan
rutinitas pagi yang terlihat monoton dan seakan hanya menjadi formalitas
pelengkap hidup sebelum mati. Yaa aku juga seperti itu, punya rutinitas yang
hampir setiap hari bahkan membuat ku frutasi sendiri, membosankan.
Seperti hari biasanya
bangun pukul 4 pagi, alih-alih bangun untuk mengambil air wudhu, lalu sujud
pada Sang Pencipta , aku hanya bangun membuka mata lalu menarik selimut yang
mulai menjauh, sejak tengah malam, perlahan bergeser kearah sudut ranjang. Jam
weker ku berbunyi, suaranya menyebalkan, jarum jamnya menunjuk pukul 07:00 ,
baiklah aku bangun tapi hanya sekedar membuka mata.
Setelah lelah berbaring,
aku beranjak dari tempat tidur, lalu merapikan bantal dan selimut, serta
buku-buku yang berantakan disisi ranjang, mematikan laptop yang sedari malam
menyala memantau gerak tidurku, menghabiskan segelas air putih sisa semalam dan
mematikan lampu.
Menarik buku bacaan dari
rak lalu membacanya didalam wc sambil duduk, selama itu aku bisa membaca
setidaknya 3-4 halaman, semua bacaan itu akan lebih ku serap imajinasinya
ketika konsentrasi didalam wc, menjijikkan bukan !!! wanita yang menikmati
bacaan di dalam wc, bukan di cafe. Karena kalau di cafe aku menikmati kopi dan
bacaan bukan menikmati imajinasi dan bacaan.
Menikmati pisang goreng
yang dibuat oleh bude, dengan segelas air putih atau kopi. Sambil melihat
timeline di media sossial yang semuanya hampir membosankan. Berita yang muncul
tentang itu lagi, itu lagi, politik, kehidupan para artis, menutupi berita
kemanusiaan yang sebenarnya lebih layak diekspost.
Selain itu rutinitas yang
paling sering aku lakukan, setiap hari dan hampir saja membuat ku bosan. Saat berbelanja
kesalah satu toko grosir, belanja kebutuhan warung milik bude. Setiap kali
belanja pemilik toko selalu mengajakku ngobrol tentang banyak hal, ya
setidaknya ada 5-10 menit waktu yang aku gunakan untuk bercakap-cakap dengan si
pemilik toko tentang banyak hal yang terjadi disekitar kita. Yap toko itu tidak
terlalu jauh dari rumah ku, pemilik tokonya juga orang pribumi, saban pagi
setiap kali berbelanja, si anak buah menyiapkan apa yang aku butuhkan sedangkan
si bapak ngajak aku ngobrol membahas tentang perekonomian lah, pendidikan lah,
politik lah, dan sebagainya. Aku sih senang-senang saja sebab itu rutinitas
yang menghasilkan pengetahuan . oh iya si bapak adalah mantan pegawai negeri
kalau engga salah, terus dia memilih untuk membuka usaha pertokoan
barang-barang grosir entah alasannya apa, yang pasti dia menikmati apa yang
sekarang dia kerjakan.
Hal menarik yang pernah
si bapak bahas adalah masalah dampak anak sekola libur. Kata si bapak “sekarang sudah memasuki libur sekolah,
penjualan menurun, ternyata anak sekolah itu berpengaruh terhadap pasar” aku
pun menjawab “iya benar om, sebab warung
milik budeku juga berdampak demikian, penghasilannya berkurang, sejak anak-anak
sekolah libur.” Ya menurut ku Mengapa aktivitas persekolahan dan
perkuliahan berdampak pada pasar karena kebanyakan kebutuhan jajan itu yang
mengkonsumsi adalah pelajar. Mulai dari minuman kaleng hingga makanan siap saji,
belum lagi rokok dll nya. Satu anak sekolah bisa menghabiskan uang sekitar 20
ribu hingga 50 ribu setiap harinya di sekolah, jika ada sekitar 100 siswa yang
berbelanja dengan uang 20 ribu saja maka pemasukan warung-warung kecil sebesar
2 juta perhari/ 1 warung. Maka keuntungannya bagi toko-toko besar adalah
semakin banyak pemilik warung yang berbelanja kebutuhan untuk memenuhi isi
warung tersebut. Mungkin kurang lebih seperti itu sih. Aku juga baru sadar
ternyata anak sekolah itu adalah orang-orang kaya, yang memberi makan para
pemilik warung dan toko-toko besar.
See You.....