26 Mei 2019

Obrolan Pagi, Rutinitas Pagi




Selamat pagi,                                                                                      CoffeOrMilk, 28.04.2019

Seperti tanggalnya kata-kata ini sudah ku buat dari bulan empat lalu.

Salam dari aku buat kawan-kawanku.lama tak bersua dengan kalian, btw apa kalian senang dengan apa yang aku tulis di blog ini ? what ever itu nda penting sih. Btw aku mau berbagi cerita tentang rutinitas ku saja sih, penting ? yang pasti tidak penting.

Kalian pasti punya kan rutinitas pagi yang terlihat monoton dan seakan hanya menjadi formalitas pelengkap hidup sebelum mati. Yaa aku juga seperti itu, punya rutinitas yang hampir setiap hari bahkan membuat ku frutasi sendiri, membosankan.

Seperti hari biasanya bangun pukul 4 pagi, alih-alih bangun untuk mengambil air wudhu, lalu sujud pada Sang Pencipta , aku hanya bangun membuka mata lalu menarik selimut yang mulai menjauh, sejak tengah malam, perlahan bergeser kearah sudut ranjang. Jam weker ku berbunyi, suaranya menyebalkan, jarum jamnya menunjuk pukul 07:00 , baiklah aku bangun tapi hanya sekedar membuka mata.

Setelah lelah berbaring, aku beranjak dari tempat tidur, lalu merapikan bantal dan selimut, serta buku-buku yang berantakan disisi ranjang, mematikan laptop yang sedari malam menyala memantau gerak tidurku, menghabiskan segelas air putih sisa semalam dan mematikan lampu.
Menarik buku bacaan dari rak lalu membacanya didalam wc sambil duduk, selama itu aku bisa membaca setidaknya 3-4 halaman, semua bacaan itu akan lebih ku serap imajinasinya ketika konsentrasi didalam wc, menjijikkan bukan !!! wanita yang menikmati bacaan di dalam wc, bukan di cafe. Karena kalau di cafe aku menikmati kopi dan bacaan bukan menikmati imajinasi dan bacaan.
Menikmati pisang goreng yang dibuat oleh bude, dengan segelas air putih atau kopi. Sambil melihat timeline di media sossial yang semuanya hampir membosankan. Berita yang muncul tentang itu lagi, itu lagi, politik, kehidupan para artis, menutupi berita kemanusiaan yang sebenarnya lebih layak diekspost.

Selain itu rutinitas yang paling sering aku lakukan, setiap hari dan hampir saja membuat ku bosan. Saat berbelanja kesalah satu toko grosir, belanja kebutuhan warung milik bude. Setiap kali belanja pemilik toko selalu mengajakku ngobrol tentang banyak hal, ya setidaknya ada 5-10 menit waktu yang aku gunakan untuk bercakap-cakap dengan si pemilik toko tentang banyak hal yang terjadi disekitar kita. Yap toko itu tidak terlalu jauh dari rumah ku, pemilik tokonya juga orang pribumi, saban pagi setiap kali berbelanja, si anak buah menyiapkan apa yang aku butuhkan sedangkan si bapak ngajak aku ngobrol membahas tentang perekonomian lah, pendidikan lah, politik lah, dan sebagainya. Aku sih senang-senang saja sebab itu rutinitas yang menghasilkan pengetahuan . oh iya si bapak adalah mantan pegawai negeri kalau engga salah, terus dia memilih untuk membuka usaha pertokoan barang-barang grosir entah alasannya apa, yang pasti dia menikmati apa yang sekarang dia kerjakan.

Hal menarik yang pernah si bapak bahas adalah masalah dampak anak sekola libur. Kata si bapak “sekarang sudah memasuki libur sekolah, penjualan menurun, ternyata anak sekolah itu berpengaruh terhadap pasar” aku pun menjawab “iya benar om, sebab warung milik budeku juga berdampak demikian, penghasilannya berkurang, sejak anak-anak sekolah libur.”  Ya menurut ku Mengapa aktivitas persekolahan dan perkuliahan berdampak pada pasar karena kebanyakan kebutuhan jajan itu yang mengkonsumsi adalah pelajar. Mulai dari minuman kaleng hingga makanan siap saji, belum lagi rokok dll nya. Satu anak sekolah bisa menghabiskan uang sekitar 20 ribu hingga 50 ribu setiap harinya di sekolah, jika ada sekitar 100 siswa yang berbelanja dengan uang 20 ribu saja maka pemasukan warung-warung kecil sebesar 2 juta perhari/ 1 warung. Maka keuntungannya bagi toko-toko besar adalah semakin banyak pemilik warung yang berbelanja kebutuhan untuk memenuhi isi warung tersebut. Mungkin kurang lebih seperti itu sih. Aku juga baru sadar ternyata anak sekolah itu adalah orang-orang kaya, yang memberi makan para pemilik warung dan toko-toko besar.

See You.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TO ME

Hai, Dew...apa kabar ? aku harap kamu baik-baik saja ya. Pada akhirnya kamu sadar menjadi baik saja tidak cukup, menjadi penurut saja tidak ...