25 Maret 2017

MONOCHROME


"Melibatkan satu warna yang terkensan klasik,historik,murni,jujur, dan apa adanya"


Dari banyaknya warna tapi kalau di tanya "warna apa yang paling kau suka ?" jawabanya sangat simple. yaa itu dia warna yang natural "Hitam putih".
Hitam putih bukan hanya warna yang menegaskan sesuatu, entah itu gambar, foto, benda mati atau hidup dll. Jauh dari itu hitam dan putih adalah ciri dari kehidupan, kehidupan yang ku maksud adalah kehidupan yang hanya ada dua pilihan di dalamnya, memilih hidup dengan baik dan melakukan semua hal baik yang sang pencipta perintah, atau melakukan sesuatu hal yang buruk yang sang pencipta benci. Di edisi kali ini bukan sok mengurui karena disini kita sama-sama belajar, ini hanya menuangkan apa yang ku tau, yang ku alami dan yang ku pahami,entah itu hal baik dan buruk.

Beberapa detik lalu, aku ada baca twit yang mengatakan "Menghargai perbedaan itu bukan dengan menikahi yang beda agama, bukan dengan ikut merayakan hari raya mereka, bukan dengan memilih pemimpin yang non muslim." Seketika aku bertanya dalam hati "lantas bagaimana dengan yang sudah terlanjur? terlanjur bersama dalam perbedaan. terlanjur ikut merayakan,terlanjur mendukung atau memilih". Sebenarnya tak ada kata terlanjur dalam hidup ini, karena itu kenapa Allah selalu memberikan kita pilihan hidup,Kamu tinggal pilih, Kamu mau yang sebaik-baiknya hidup, Kamu mau yang sebenar-benarnya hidup, dan atau Kamu mau yang seburuk-buruknya hidup. Pilihan ada di kamu, dan hidup itu sebenarnya gak rumit, yang bikin rumit adalah, diri kita yang gak tau apa-apa, malah sok tau akhirnya salah kaprah dan salah pengertian.

Mengenai twitan yang ku baca itu, aku merasa kayak di tampar bolak balik gitu, soalnya dulu sebelum aku peduli sama yang gitu-gituan dan berfikir kalau hidup ini itu sama aja, maksudnya sama itu ya "loe bisa ngerayain hari raya apa pun meskipun itu bukan dalam area loe, loe bisa berpasangan dengan siapapun karena cinta itu takdir dan bla bla, loe bisa memilih pemimpin yang loe anggap bisa membawa perubahan". Tapi aku salah besar, semua pemikiran itu terbuka lebar saat perlahan aku belajar tentang hal yang gak ku tau selama ini, dan sekarang sedikit-demi-sedikit aku tau mengenai hal yang selalu muncul di otak ku,pertanyaan-pertanyaan mengenai"kenapa ini di larang, kenapa ini gak boleh". Dari yang ku pahami, ilmu yang ku yakini sampai detik ini tentang menghargai perbedaan itu ya menghargai agama masing-masing, menghormati suku masing-masing, menghormati ras masing-masing dari kita, tidak mengganggu hak orang lain, menghargai hidup orang lain, dll. Dan tidak sulit bagi ku untuk memegang teguh apa yang ku yakini sampai saat ini.

Cara ku menjaga dan menghargai perbedaan antara aku dan teman ku, antara aku dan tetangga ku, ya dengan tidak mengusik mereka, begitu juga sebaliknya, dan allhamdulillah sampai detik ini keadaan tetap damai. Meskipun banyak hal yang makin gak ku pahamani terus terjadi di sini.
Disayangkan sekali jika kita tinggal satu atap/ satu tanah tapi saling menghancurkan,apa tak terlintas di pikiran kita bagaimana pandangan orang lain tentang kita. Yang ku tau orang pandai, orang jenius, orang beriman, orang baik, orang yang selalu berfikir posif tak akan membiarkan hal ini terus terjadi.

Hitam putih hidup kita sudah di gariskan bahkan sejak kita masih setitik darah,apa yang kita pelajari masa kecil, apa yang kita pahami sejak kecil, apa yang sudah di tanamkan dalam diri kita sejak kecil, apa yang sudah kita yakini sejak kecil, tak bisa kah kita pertahankan sampai nanti kita tak lagi ada disini.Jangan semudah itu terpengaruh oleh hal yang menurut kita asing. Sama halnya saat kita memakan-makanan yang belum pernah kita cicipi, secara sepontan kita akan berkata "Makanan apa ini, rasanya aneh dan tidak masuk akal".

Mari sama-sama mencintai perbedaan dengan cara yang damai, Damai untuk KITA,MEREKA,DIA,KAMU,AKU,KALIAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TO ME

Hai, Dew...apa kabar ? aku harap kamu baik-baik saja ya. Pada akhirnya kamu sadar menjadi baik saja tidak cukup, menjadi penurut saja tidak ...